Top Ad 728x90

Senin, 30 Oktober 2017

,

Kisah Semut Membawa Setetes Air Untuk Memadamkan Api Yang Membakar Nabi Ibrahim


Beritaterunikk - Nabi Ibrahim diselamatkan Allah SWT ketika dibakar dalam gunung api oleh Raja Namrud. Bukannya kepanasan, ketika itu Nabi Ibrahim malah menggigil kedinginan sehabis dibakar.

Ketika Raja Namrud memerintahkan pasukannya untuk membakar Nabi Ibrahim, seekor semut mendengar kabar itu. Semut itu kemudian berpikir bagaimana caranya menyelamatkan Nabi Ibrahim meski ia bertubuh kecil.

Karena punya tekad tak boleh berdiam diri, si semut pun membuat bejana dari kayu kecil, lalu pergi ke danau sambil membawa bejana tersebut untuk membawa setetes air yang akan ia gunakan untuk menolong Nabi Ibrahim yang hendak dibakar Raja Namrud.

Dalam perjalanan, si semut bertemu dengan seekor gagak. Gagak itu kemudian bertanya kepada si semut:

Gagak: "Apa yang kamu pikul itu sampai kau begitu payah membawanya?"

Semut: "Aku membawa bejana berisi air."

Gagak: "Untuk apa air itu?"

Semut: "Tidakkah kamu mendengar kalau Namrud akan membakar Nabi Ibrahim? Aku ingin membantu memadamkan api Namrud yang membakar Nabi Ibrahim."

Gagak: "Apakah kamu merasa yakin bisa memadamkan api besar Namrud dengan setetes air itu?"

Semut: "Aku tahu setetes air yang ku bawa tidak akan bisa memadamkan api besar Namrud, tetapi dengan ini aku bisa memastikan di pihak manakah aku berada (di pihak Allah)."

Singkat cerita, si gagak pergi begitu saja sambil mencemooh si semut. Sementara si semut tetap pergi ke tempat Ibrahim akan dibakar dengan tekad yang kuat.

Meski cerita semut membawa setetes air ini tidak ada dalam Alquran atau hadis, tapi kita bisa mengambil banyak hikmah dari kisah ini.

Semut itu tahu setetes air tidak akan mampu memadamkan api besar, tapi semut itu tahu kalau Allah selalu menilai hambanya yang melakukan kebaikan walau sangat kecil.

Semut itu ingin menunjukkan bahwa dirinya adalah makhluk yang beriman di hadapan Allah dengan membantu kekasih Allah, Nabi Ibrahim.

Si semut ingin melakukan kebaikan sesuai kemampuannya. Tak peduli meski ada yang mencemoohnya, si semut melakukan kebaikan dengan niat tulus karena ingin dinilai Allah bukan oleh makhluk. Oleh sebab itu si semut tak mundur meski dicemooh oleh si gagak.

0 komentar:

Posting Komentar

Top Ad 728x90