Manis77 - Kebanyakan wanita berparas cantik biasanya lebih memilih bekerja sebagai pembisnis, seorang model, karyawan bank, atau mungkin pemain film. Namun ada tidak wanita yang mau bekerja sebagai penjinak bom?
Tapi siapa sangka seorang wanita cantik bernama Rafia Qaseem Baig berusia 29 tahun asal Kyber Paktunkhwa, Pakistan ini lebih memilih menjadi wanita pertama yang bekerja sebagai penjinak bom. Ia memiliki gelar master di bidang Ilmu Hubungan Internasional dan Ilmu Ekonomi.
Tujuh tahun yang lalu, Rafia bergabung dengan kepolisian Pakistan dan akhirnya memutuskan untuk menjadi penjinak bom. Di tengah konflik dengan negara tetangga dan organisasi teroris yang rajin memberi ancaman, teror bom sudah menjadi hal yang biasa terjadi di Pakistan dan menjadi penjinak bom memang bukan pekerjaan yang mudah bahkan untuk seorang perempuan seperti Rafia.
Rafia telah berhasil menyelesaikan pelatihan dasar penanganan bom selama 15 hari bersama 31 anggota polisi pria di Nowshera's School of Explosive Hadling. Selama pelatihan. ia diajarkan mengenala jenis-jenis bom, mengidentifikasi serta cara-cara menjinakan bom. Dan kini dia akan bertugas di Bomb Disposal Unit (BDU) Kepolisian Pakistan.
Setelah pengangkatan ia pun mendapatkan pelatihan militer di tiga zona merah kala itu, yaitu Adezai, Michni, dan Salman Khel di Peshawar. Rafia kala itu menjadi satu-satunya polisi wanita yang masuk gabungan tim investigasi untuk misi penyelamatan dokter Intikhab Alam dari Lady Reading Hospital yang telah diculik selama 48 jam.
Meskipun ia memiliki latar belakang pendidikan yang tidak ada sangkut pautnya dengan profesinya saat ini Rafia merasa jika profesinya sebagai penjinak bom, telah mantap ia pilih.
"Polisi bukan sekadar profesi. Ini adalah semangat dan inspirasi bagi mereka yang punya semangat membela negara," ungkap Rafia, seperti dikutip dari Janta Ka Reporter.
Untuk saat ini telah ada lebih dari 600 wanita yang bekerja di Kepolisian Kyber Pakhtunkhwa termasuk Rafia di dalamnya namun dengan profesi yang berbeda-beda.
0 komentar:
Posting Komentar