Top Ad 728x90

Minggu, 20 November 2016

Ada rencana demo lengserkan Jokowi, TNI siap hadapi pemecah belah...


Manis77 -  Eksponen Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) mengancam bakal menggelar aksi demo susulan pada 25 November 2016. Padahal Pemerintah, ulama, dan pihak kepolisian sudah mengimbau agar tak ada lagi aksi demo lanjutan. Agenda mereka tidak hanya soal penistaan agama tapi mengarah pada upaya melengserkan pemerintahan yang sah.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tak khawatir dengan ancaman aksi 25 November 2016 dan ancaman aksi demo yang akan melengserkan Presiden Joko Widodo. Menurut dia, aksi tersebut wajar digelar untuk menyampaikan aspirasi masyarakat.

"Demonstrasi itu kan menyampaikan (aspirasi), biasa itu enggak ada masalah. Semua akan damai karena kita semua sudah doa di sini," kata Gatot usai mengikuti 'Istigasah dan Doa Keselamatan Bangsa'di halaman Monas, Jakarta, Jumat (18/11).

Mantan Pangkostrad ini menegaskan, personel TNI selalu siap mengawal aksi unjuk rasa apa pun. Dia mengingatkan bahwa anak buahnya tak akan ragu-ragu mengatasi manuver yang memecah belah kesatuan bangsa Indonesia.

"Semua prajurit saya tidak akan ragu-ragu mengatasi semuanya, membangun bangsa ini agar masyarakat tidak menderita," tegas Gatot.

Diberitakan sebelumnya, ormas yang mengatasnamakan Gerakan Eksponen Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bakal menggelar demo dengan massa lebih banyak dibanding 4 November 2016. Ormas ini merupakan gabungan alumni HMI dan anggota yang masih aktif.

"Aksi 25 November rencananya akan mengerahkan massa yang lebih besar. Sasaran aksi kita tidak lagi di Istana namun ke MPR dan DPR. Setelah adik adik kami keluar (kader HMI yang ditangkap) hari ini, kami rencananya akan melakukan aksi yang sama pada tanggal 25 November. Tuntutan tetap sama yaitu menuntut keadilan atas penistaan agama," ," ujar salah satu Advokat HMI M Yusuf Sahide dalam diskusi bertajuk 'Kasus Ahok Sasar Jokowi' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat (17/11).

Ditegaskan Yusuf, pihaknya tidak akan membiarkan kasus ini berlalu begitu saja sekalipun Gubernur nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sudah ditetapkan tersangka.

"Kita akan terus kawal, karena ini pertama kali seorang pemimpin melakukan penistaan agama. Ini akan kita desak terus untuk dituntaskan dan harus diselesaikan," kata Yusuf.

Yusuf menambahkan, aksi yang direncanakan tersebut tidak hanya soal dugaan penistaan agama yang menyeret nama Ahok, tapi membidik Presiden Jokowi. Mereka menuntut Jokowi turun dari jabatannya sebagai orang nomor satu negeri ini.

Mereka beralasan Jokowi tidak lagi berpihak kepada rakyat. Indikatornya, saat aksi demo 4 November, Jokowi tidak menemui massa yang sudah menunggu sejak siang. Budayawan Betawi Ridwan Saidi mengatakan, apapun status hukum terhadap Ahok, gerakan ini sudah merencanakan menjatuhkan kepemimpinan Jokowi.

"Apakah Ahok tersangka atau tidak Jokowi harus jatuh," kata Ridwan.

0 komentar:

Posting Komentar

Top Ad 728x90